Calon Presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto dan nomor urut 2 Joko Widodo bersalaman usai debat capres 2014 putaran ketiga, di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/6/2014). Debat capres kali ini mengangkat tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional. (KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES )
JAKARTA, KOMPAS.com - CEO
Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat menuturkan jika sampai Agustus awal nanti
tidak ada perubahan konstelasi politik, bisa jadi Pemilihan Presiden (Pilpres)
2019 akan membosan. Pilpres mendatang dinilai hanya mengulang Pilpres 2014
lalu.
"Kalau keadaan tak berubah, pilpres akan
membosankan, dalam artian calonnya akan itu lagi dan isunya ketebak akan
apa," ujar Hasan ketika ditemui di Jakarta, Kamis (19/4/2018).
Tak berbeda, Managing Director Cyrus Network
Eko Dafid Afianto mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan lembaganya,
belum ada tokoh alternatif sebagai calon presiden. "Masyarakat Indonesia
yang berharap ada kejutan, tapi sepertinya masih harus bersabar," kata
Eko.
Menurut Eko, pesaing terkuat Presiden Joko
Widodo pada Pilpres mendatang masih sama, yakni Ketua Umum Partai Gerindra
Prabowo Subianto. Baca juga : Berkali-kali Hasil Survei Di Bawah Jokowi,
Prabowo Tetap Tegar "Hingga hari ini Prabowo masih satu- satunya penantang
terkuat Jokowi," ujar Eko. Diketahui, dari hasil survei yang dilakukan
Cyrus Network pada survei selama 27 Maret – 3 April 2018.
Secara top of mind, responden disodori
pertanyaan "jika Pilpres dilaksanakan hari ini, siapakah yang paling layak
dipilih untuk menjadi Presiden?"
Hasilnya, elektabilitas Jokowi unggul dengan
58,5 persen, disusul Prabowo dengan 21,8 persen, Gatot Nurmantyo 2,0 persen dan
Hary Tanoesoedibjo 1,1 persen. Nama lainnya masih di bawah 1 persen.
Tak berbeda, dengan pertanyaan tertutup, yakni
simulasi 22 nama calon presiden. Jokowi tetap unggul atas calon presiden
lainnya. Baca juga : Survei Cyrus Network: Elektabilitas Jokowi 58,5 Persen,
Prabowo 21,8 Persen Jokowi unggul dengan elektabilitas sebesar 56,7 persen,
disusul Prabowo 19,8 persen, Gatot Nurmantyo 3,2 persen. Hary Tanoesoedibjo 2,2
persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,1 persen. Nama lainnya juga masih 1 persen
dan di bawah 1 persen.
Lagi-lagi dengan simulasi 15 nama, Jokowi juga
tetap unggul atas Prabowo yakni sebesar 57,3 persen dan Prabowo 21,3 persen.
Lalu Gatot Nurmantyo 3,8 persen, Hary Tanoesoedibjo 2,4 persen, Agus Harimurti
Yudhoyono 2,4 persen, Anies Baswedan 2,0 persen, Jusuf Kalla 1,9 persen serta
1,3 persen. Nama lain di bawah 1 persen.
Wajahnya Lebih Banyak Dibanding Promosi Asian
Games Terakhir, secara head to head atau simulasi dengan 2 nama. Jokowi juga
tetap unggul atas Prabowo. Eektabilitas Jokowi sebesar 64,0 persen, dan Prabowo
sebesar 29,8 persen.
Margin of error dalam survei ini kurang lebih 3
persen. Artinya, hasil survei tersebut bisa bertambah atau berkurang 3 persen.
Metode survei menggunakan multistage random sampling. Responden terpilih
diwawancarai lewat tatap muka.
Total responden sebanyak 1.230 orang yang
berasal dari 123 desa/kelurahan di 34 provinsi se-Indonesia dan tingkat
kepercayaan sebesar 95 persen. Sementara itu, sumber pendanaan survei diklaim
dari internal Cyrus Network.
Sumber:
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/20/05050011/jika-tak-ada-kejutan-pilpres-2019-diprediksi-akan-membosankan.
No comments:
Post a Comment