Salah satu proyek strategis nasional dalam era kepemimpinan Jokowi-JK yang sangat dinantikan oleh masyarakat Sulawesi Selatan adalah beroperasinya Kereta Trans Sulawesi yang telah dibangun sepanjang 145 km untuk menghubungkan Kota Makassar hingga Kota Parepare Sulawesi Selatan.
Perkembangan proyek konstruksi rel KA dari Makassar ke Pare-Pare sudah kelihatan dan nantinya akan terus disambung hingga ke Manado Sulawesi Utara.
Proyek Kereta Api ini menurut rencana juga akan langsung tersambung dengan proyek Makassar New Port Dan Bandara. Menurut Presiden Jokowi KA Trans Sulawesi nantinya memang bukan kereta cepat. Namun, dengan kecepatan 200 km per jam sudah lebih cepat dari mobil.
Presiden juga mengatakan bahan atau material pembangunan proyek itu hampir 100 persen menggunakan produk dalam negeri seperti bantalan dari WIKA, pengunci dari Pindad. “Memang relnya masih dari Jepang, tapi hampir 100 persen dari dalam negeri,” katanya.
Mengenai adanya kebutuhan tambahan anggaran, Presiden mengatakan, sudah ada alokasi dan jika diperlukan tambahan akan dimasukkan dalam APBN Perubahan.
Menurut Jokowi, Pemerintah tetap berkomitmen dalam penyediaan infrastruktur daerah di seluruh Indonesia.
“(Proyek KA) ini tidak hanya di sini, di tempat lain juga ada. Di Papua baru studi, semester depan mungkin selesai sehingga tahun depan sudah mulai konstruksi,” Jelas Presiden disela-sela peninjauan proyek KA Trans Sulawesi di Barru.
Presiden berharap dengan semakin memadainya berbagai infrastruktur, maka biaya transportasi, logistik dan distribusi akan lebih murah. Dampaknya, harga barang lebih murah.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi meyakini jika proyek ini sudah bisa dimanfaatkan pada 2019, meski belum bisa untuk angkutan penumpang.Budi Karya mengatakan, KA Trans Sulawesi khususnya di Sulsel itu sudah menjadi pembahasan di tingkat pusat, baik bersama Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Gubernur Sulawesi Selatan saat itu Syahrul Yasin Limpo, bahwa proyek kereta api ini akan terus berjalan.
“Hanya saja, kita akan mendahulukan KA di Sulsel sebagai angkutan logistik. Karena kita tau, di Sulsel dan khususnya Pangkajene Kepulauan (Pangkep) ada empat pabrik semen di sana butuhkan angkutan butuh angkutan batu bara,” jelas Budi Karya dikutip dari Antara, Minggu 18 Juni 2017
Mulai tahun ini, pembiayaan pembangunan infrastruktur KA Sulsel masih menggunakan surat berharga syariah negara (SBSN), dan kedepannya, jelas Budi Karya, pemerintah sedang mengusahakan ada swasta yang ikut berinvestasi, agar Kereta Api Sulsel menjadi contoh secara nasional dan punya kereta api yang visebel secara komersial.
“Ini adalah proyek yang membaganggakan, dan bisa jadi contoh internasional. Panjang rel kereta api dari Makassar ke Parepare 145 km.Kita kembangkan 100 km, sehingga empat pabrik semen itu bisa terlayani dengan baik. Sehingga truk-truk pengangkut tidak menggangu dan merusak jalanan,” urai Budi Karya.
Untuk 2017 ini, disiapkan anggaran Rp1,2 triliun dari SBSN. Termasuk dari swasta.
“Tahun depan anggarannya ada juga dari SBSN. Saya harap semua bisa selesai dalan waktu enam bulan ini. Saya bisa selesaikan itu. Insya Allah 2019 relnya bisa selesai,” seru Budi Karya.
Pada 2018 nanti disiapkan juga anggaran sebesar Rp6 triliun untuk pembangunan rel kereta api.
“Terkait pembebasan lahan, sampai tahap sekarang tidak ada masalah. Nanti kalau masuk Makassar, tentu akan dibantu Pak Gubernur agar tidak bermasalah,” tegas Budi Karya
Sumber : https://wartakota.co/proyek-strategis-nasional-ka-trans-sulawesi-akan-mulai-beroperasi-awal-tahun-2019/
No comments:
Post a Comment