Maret 2018, Tingkat Kemiskinan Indonesia Turun 9,82% - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Tuesday, November 20, 2018

Maret 2018, Tingkat Kemiskinan Indonesia Turun 9,82%


Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat kemiskinan di Indonesia pada Maret 2018. BPS mencatat tingkat kemiskinan sebesar 9,82%.

Jumlah tersebut menurun dari capaian Maret 2017 yang sebesar 10,64% dan lebih kecil dari September 2017 yang sebesar 10,12%.

“Sementara jumlah penduduk miskin di Maret 2018 jadi 25,95 juta orang atau lebih rendah dari Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta,” kata Suhariyanto kepala BPS di Jakarta, Senin (16/7/2018).

Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2017-Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebesar 128,2 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan turun sebesar 505 ribu orang.

Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,26% menjadi 7,02%. Sementara itu, di perdesaan turun dari 13,47% menjadi 13,20%.

Sebagai catatan, sejak memasuki era reformasi, baru pertama kali ini tingkat kemiskinan Indonesia berhasil membukukan angka di bawah 2 digit.


Sebelumnya, tingkat kemiskinan selalu ada di atas 10%, dengan tingkat tertinggi berada di angka 23,4% di tahun 1999, selepas krisis 1997-1998.

Secara umum, sejak 2002, tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentase, kecuali pada tahun 2006, September 2013, dan Maret 2015.

Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode tersebut dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak.

Bagaimana di era pemerintahan Jokowi-JK? Tingkat kemiskinan sempat naik menjadi 11,22% pada bulan Maret 2015, di era awal kepemimpinannya, didorong oleh kenaikan harga premium sebesar Rp2.000/liter dan harga solar sebesar Rp2.000/liter.

Namun, setelah periode tersebut, tingkat kemiskinan menurun secara berkelanjutan, hingga menyentuh angka sebesar 9,82% pada periode Maret 2018.

BPS sendiri memaparkan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan tingkat kemiskinan pada Maret 2018, di antaranya:

Pertama, inflasi umum pada periode September 2017-Maret 2018 tercatat rendah di angka 1,92%.

Kedua, rata-rata pengeluaran per kapita/bulan untuk rumah tangga yang berada di 40% lapisan terbawah selama periode September 2017-Maret 2018 tumbuh sebesar 3,06%.

Ketiga, bantuan sosial tunai dari pemerintah tumbuh 87,6% pada triwulan I-2018, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2017 sebesar 3,39%.

Keempat, program beras sejahtera (Rastra) dan bantuan pangan non tunai (BPNT) pada triwulan I-2018 dapat tersalurkan sesuai jadwal, dengan realisasi distribusi rastra mencapai 99,62% pada Maret 2018.

Sebagai tambahan, BPS berpesan bahwa kenaikan harga beras mesti dihindari oleh pemerintah.

Pasalnya, harga beras yang mahal dapat berpengaruh besar pada naiknya tingkat kemiskinan.

Meski demikian, BPS mengklaim bahwa penyaluran Rastra masih dapat mengompensasi kenaikan harga beras sejauh ini.

No comments:

Post a Comment