Prabowo dari Penculikan, Sarkasme Hingga Rumah Tangga Pecah - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Monday, December 24, 2018

Prabowo dari Penculikan, Sarkasme Hingga Rumah Tangga Pecah

Jakarta –  Sejumlah “Prestasi” Prabowo yang bisa Dibanggakan adalah sikap atas buruknya karier militernya karena terlibat kasus penculikan aktivis dengan tim mawar nya yang hingga kini belum diketahui nasib para korbannya. Alih alih bersikap ksatria, Prabowo kemudian kabur ke Yordania untuk menghindari jerat hukum. Kini ia bernafsu untuk mengurus rumah tangga rakyat Indonesia yg berjumlah 250 juta jiwa, padahal mengurus rumah tangga sendiri berakhir dengan cerai. lalu apa yang bisa dibanggakan?
Prabowo Subianto sebagai mantan petinggi militer yang mencalonkan diri sebagai capres,  sering grusah-grusuh dalam mengambil sikap dan keputusan. Salah satunya terkait hoaks Ratna Sarumpaet yang justru disebarkan secara massif dan berakhir blunder dengan diiringi permintaan maaf. Namun seperti tak jera, Prabowo kembali mengangkat narasi pesimistis dengan menyebar ketakutan bahwa tahun 2030 Indonesia Bubar. Hal tersebut sangat kontradiktif dengan pencalonannya untuk memimpin Indonesia.
Prabowo minim sikap menghormati orang lain dan cenderung gila dihormati. Hal ini terlihat dari sikapnya saat menggeneralisir orang Indonesia Timur yang dianggap cepat naik pitam dan suka berantem, kemudian menghina profesi wartawan bergaji kecil, menghina warga Boyolali yang dianggap miskin dan ndeso, serta menghina profesi ojek online. Kejadian terakhir, Prabowo sempat memarahi media ketika Reuni 212 yang diklaim berjuta-juta massa tidak diberitakan.
Jadi prestasi-prestasi tersebut cenderung negatif bahkan terakhir penasehat kelompok 212, Usamah Hisyam mengundurkan diri gara-gara mempertanyakan ke-Islaman Prabowo hingga naik pitam dan menggebrak meja.Pada masa lalu ketika PPP mencabut dukungan saat Pilgub 2014, Prabowo naik pintam dan melempar Handphone ke arah Suharso Manoarfa, bahkan kabarnya Djan Farid saat menjadi menteri perumahan rakyat kabinet SBY pun pernah merasakan amarah Prabowo hanya gara-gara tidak bisa memberangkatkan koleganya ke Jepang.
Yang fatal adalah Prabowo juga sempat menghina etnis dan menjelekkan bangsa Indonesia yang sedang diperjuangkan untuk dipimpin sebagai bangsa goblok dan naif. Sebuah ironi dan irasional dari seorang tokoh yang memiliki segudang prestasi menghina bangsa dan menakut-nakuti rakyat. Masihkah pantas untuk dipilih? tentu tidak jika tak ingin disebut goblok.

No comments:

Post a Comment