Prabowo ‘Digembosi’ SBY, Koalisi Kardus Pecah - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Thursday, February 7, 2019

Prabowo ‘Digembosi’ SBY, Koalisi Kardus Pecah

Kader-kader Partai Demokrat di daerah-daerah menyatakan dukungan secara terbuka kepada Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Mereka bahkan tidak takut ditegur pimpinan Demokrat, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Demokrat sendiri seolah tidak sanggup melarang pencalegan kader tersebut karena sudah terdaftar di KPU.
Sebelumnya SBY sempat mengatakan bahwa tidak ada kader Demokrat yang maju sebagai capres atau cawapres. Hal itu kata SBY sangat merugikan, sebaliknya partai pengusung capres-cawapres akan diuntungkan. Maka masuk akal bila Demokrat harus menyelamatkan partai agar tetap bisa ikut di Pilpres 2024-2029.
Memang cara terbaik menyelamatkan suara Demokrat adalah dengan politik bunglon yang menyesuaikan tempat serta situasi daerah masing-masing seperti di Papua yang dominan pendukung Jokowi maka kader Demokrat diperbolehkan mendukung Jokowi-Ma’ruf dan jika menentang arus, maka Demokrat bisa ditinggal secara mengenaskan dan hancur berkeping-keping.
Sebut saja Yopis Piter Naris, salah satu caleg DPRD tingkat-1 Kabupaten Bogor ini memilih mendukung Jokowi-Amin karena karakter pendukung di dapilnya lebih condong kepada Jokowi. Tidak ada pilihan lain, demi menyelamatkan diri dan partai, dia terpaksa harus berseberangan dengan keputusan partai tanpa ada rasa sungkan, tanpa ada rasa takut.
Pertanyaannya, kenapa Prabowo tidak berani menekan SBY agar mengondisikan caleg dan kadernya? Prabowo sudah pernah coba tekan melalui cecurutnya, sampai menuduh SBY seperti banci.
Lalu apa yang terjadi? SBY malah semakin lantang menyatakan bahwa Demokrat dengan tegas mengatakan bahwa mereka akan fokus memenangkan Partai. Bahwa mereka bagian dari koalisi kardus, ya. Tetapi itu hanya syarat saja untuk mendapatkan kesempatan pada Pilpres yang akan datang.
Namun, ketika Prabowo mulai menekan SBY, lalu SBY balas dengan ketegasan, maka koalisi pun semakin tidak kondusif. Perdebatan internal koalisi pun semakin meyakinkan publik bahwa koalisi mereka tidak solid. Beberapa kali di media mereka harus mengklarifikasi bahwa koalisi kardus baik-baik saja. Padahal kenyataannya, keadaan koalisi semakin memprihatinkan.
Hanya segelintir politisi Demokrat saja yang aktif mengampanyekan Prabowo dan membelanya habis-habisan. Bahkan kalau diperhatikan, SBY malah mengirim kader-kader yang tidak terlalu kompeten untuk memenangkan Prabowo. Seperti Ferdinand Hutahaean, misalnya, lebih banyak blundernya dari pada benarnya. Bahkan disinyalir Ferdinand justru menggembosi suara dari pada menjaring suara untuk Prabowo.
Selain itu yang lebih disayangkan, baik AHY maupun SBY tidak pernah terlihat mengampanyekan Prabowo. Padahal rencanan dulu SBY akan turung gunung untuk mengkampanyekan Prabowo. Nyatanya sampai sekarang tidak ada. bahkan pada debat perdana 17 Januari 2019 kemarin, SBY tidak hadir mendampingi Prabowo. Apakah karena sebelumnya Prabowo mempermalukan SBY di depan publik, hanya SBY sajalah yang tahu. Secara tidak langsung, SBY sebenarnya melalui kadernya justru menggembosi suara Prabowo.

No comments:

Post a Comment