Haedar Nashir: Berkurban Adalah Semangat Untuk Berbagi - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Saturday, August 10, 2019

Haedar Nashir: Berkurban Adalah Semangat Untuk Berbagi


Jelang Hari Raya Idul Adha, yang berdekatan dengan hari peringatan Kemerdekaan RI ke-74, para tokoh agama menyampaikan pesan-pesan positif kepada masyarakat, khususnya umat Islam.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, berpesan agar seluruh umat muslim dan warga bangsa untuk belajar berkorban dan berkurban.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir berpesan kepada seluruh umat muslim dan warga bangsa untuk belajar berkorban dan berkurban, Berkorban dalam arti semangat untuk menekan egoisme, dan berkurban adalah semangat untuk berbagi.
“Berkorban dalam arti semangat untuk menekan egoisme, dan berkurban adalah semangat untuk berbagi,”ujar Haedar di Kantor Pusat Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (8/8).
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia akan memperingati kemerdekaan yang ke 74, saat ini elit bangsa termasuk elit di dalam kekuatan-kekuatan politik untuk memberikan keteladanan bagaimana berkhidmat untuk Indonesia tanpa pamrih.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail, MA menuturkan, hikmah dari Idul Adha sendiri tidak hanya mengorbankan harta berupa hewan, tetapi hendaknya dijadikan semangat berkorban membuang sifat-sifat jelek dalam diri manusia yaitu kedengkian, fanatisme, egoisme, dan radikalisme untuk mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
“Teladan Nabi Ibrahim AS adalah contoh nyata bahwa kita harus berkorban untuk menciptakan negeri yang aman dan sentosa. Juga istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar yang rela berkoban bolak-balik dari Safa dan Marwa sehingga ditemukan kenyamanan berupa air zamzam yang sampai sekarang masih bermanfaat. Teladan itu harus kita praktikkan bersama di era sekarang untuk menciptakan kedamaian, ketentreman, dan kesatuan Indonesia,” papar  Prof. Dr. KH. Ahmad Satori Ismail, MA, di Jakarta, Kamis (8/8).
Pengorbanan itu adalah keharusan untuk mencapai kebahagiaan. Dengan berkurban dan berkorban ini diharapkan bangsa Indonesia bisa menjadi negara yang besar, bersatu padu di tengah perbedaan dan keragaman yang ada.
Untuk itulah, lanjut Satori, umat Muslim harus rela berkorban. Pertama harus memberi perhatian serta membantu keluarga, saudara, tetangga yang hidupnya berada di garis kemiskinan. Kemudian yang kedua bagaimana berkorban dengan tujuan mencari ridho Allah demi keutuhan, perdamaian, dan kebangkitan bangsa Indonesia.
“Hilangkan segala macam perbedaan. Itu sudah berlalu mari kita kembali hidup bersama dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Artinya perbedaan dan keragaman bangsa kita, jangan diartikan untuk melemahkan. Justru perbedaan dan keragaman harus bisa mengokohkan sehingga membuat semua menjadi indah dan damai,” tutur Pengasuh Ponpes Modern Al-Hassan Bekasi ini.
Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, KH Ahmad Shiddiq berpesan bahwa banyak hal yang dapat dipetik dari Idul Adha. Salah satunya adalah belajar dan berharap meraih keluarga ideal. Ketaatan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail dengan penuh ketulusan hati dan ketundukan, tanpa tendensi keduniawian.
Pemuda harus menguasai keilmuan. Baik ilmu agama ataupun dunia. Barangsiapa yang ingin dunia, wajib atasnya memiliki ilmu. Siapa yang ingin akhirat, wajib atasnya memiliki ilmu. Barangsiapa yang ingin keduanya wajib atasnya memiliki ilmu.

No comments:

Post a Comment