Jokowi Dicintai, Dicaci dan Dinantikan di Tanah Papua - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Saturday, September 7, 2019

Jokowi Dicintai, Dicaci dan Dinantikan di Tanah Papua

Jokowi Dicintai, Dicaci dan Dinantikan di Tanah Papua


Dari tujuh presiden yang pernah memimpin Indonesia, Jokowi lah yang paling sering datang berkunjung ke Papua. Kunjungan Jokowi ke Papua tercatat jauh lebih sering dibanding daerah lainnya di Indonesia. Tak lupa Bu Iriana selaku Ibu Negara juga terlihat selalu setia menemani sang suami ke Papua.
Semuanya ini Jokowi lakukan demi bisa duduk bersama dengan masyarakat Papua. Mendengarkan segala keluh kesah dan masalah mereka secara langsung bukan dari kata orang, serta demi bisa merangkul, memeluk, membelai, menggendong bahkan mencium anak-anak Papua. Kasih sayang tulus yang sangat didambakan warga Papua.
Hasilnya juga nyata. Terjadi perubahan terhadap kehidupan warga Papua. Daerah-daerah Papua yang selama puluhan tahun terisolasi mulai dibuka sehingga masyarakat dari kampung-kampung terpencil di lereng-lereng gunung, lembah-lembah, rawa-rawa bisa bepergian ke mana-mana.
Rakyat Papua akhirnya bisa menikmati secara langsung pembangunan yang dilakukan Jokowi.
Akhirnya terbukti dengan sendirinya. Apa yang dikerjakan dari hati akan selalu sampai pada hati. Ketulusan Jokowi dan Iriana menyayangi Papua juga sampai ke hati warga Papua.
Tokoh masyarakat Papua Michael Manufandu mengapresiasi keseriusan Presiden Jokowi dalam membuka isoasi wilayah pedalaman Papua melalui pembangunan berbagai infrastruktur. Perhatian yang begitu besar dari pemerintahan Presiden Jokowi terhadap Papua harus disyukuri oleh seluruh lapisan masyarakat di wilayah tersebut.
Jokowi sangat dicintai di Papua itu jelas. Hal terbukti dari hasil rekapitulasi suara Pilpres di Provinsi Papua yang menetapkan pasangan Jokowi-Ma’ruf menang telak mengungguli pasangan Prabowo-Sandi dengan selisih 2,69 juta suara. Jokowi-Ma’ruf memperoleh 3.021713 suara, sedangkan Prabowo-Sandi 331.352 suara. Itu artinya Jokowi di Papua unggul 10 kali lipat dari Prabowo.
Namun kita sekarang kita pasti bertanya-tanya saat terjadi kerusuhan yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang akibat warga, ormas dan aparat terprovokasi berita hoaks yang disebarkan Tri Susanti tentang bendera Merah Putih yang dirobek dan dimasukkan ke selokan itu.
Isu itu pun jadi berbuntut panjang menjadi kemarahan warga Papua yang dilampiaskan dengan melakukan perusakan dan pembakaran di sejumlah tempat di Papua. Ujung-ujungnya tambah parah dengan adanya tuntutan referendum disertai munculnya atribut Bintang Kejora.
Sebenanarnya kekecewaan warga Papua terhadap pemerintah menjadi akar dari permasalahan lain yang membuat warga Papua tiba-tiba berperilaku agresif dan destruktif.
Menurut anggota Komisi 2 DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Papua Komarudin Watubun SH, MH, kekecewaan disebabkan oleh:
Pertama adalah perlakuan berlebihan aparat terhadap orang Papua, seperti saat menangani mahasiswa Papua di Surabaya. Kedua, pembangunan yang tak adil di Papua yang dirasakan selama puluhan tahun terutama di masa sebelum pemerintahan Jokowi. Papua diperlakukan bagaikan anak tiri.
Kemudian yang ketiga, kondisi fisik masyarakat Papua yang berbeda dan berujung pada tindakan rasisme. Lalu yang terakhir, perlakukan terhadap OPM dibandingkan dengan GAM dan HTI. Sesama separatis namun mendapatkan perilaku yang tak sama dari negara.
Saat ini segala kekecewaan tersebut sedang dievalusi dan diperbaiki oleh Pemerintahan Jokowi untuk menjadi lebih baik. Melalui beragam cara dan strategi, Jokowi terus berusaha untuk memeluk Papua. Sehingga tak ada alasan bagi warga Papua membenci Jokowi.
Semoga pintu maaf dari Papua bisa segera terbuka agar kita bisa bangkit bersama bergandengan tangan membangun Indonesia damai tanpa mempermasalahkan SARA.




No comments:

Post a Comment