Ternyata bukan rahasia umum kalau penyidik KPK tak bisa menjaga rahasia, selalu memberikan sprindik, BAP dan info OTT ke Wartawan Tempo. Informasi penyidik KPK disubmit ke Tempo.
Mereka membuat Indonesia Leaks untuk menyamai Wiki Leaks dengan akun twitter @inaleaks. Bermodal penyidik KPK dari Faksi Novel Baswedan yang suka membocorkan informasi ke Tempo.
Inaleaks adalah duet maut antara wartawan Tempo dan penyidik KPK “ember” yang butuh eksistensi.
Berawal dari twitter @suara_bawah yang memiliki keahlian forensik sama seperti El Diablo. Cerita dimulai dari Budi Setyarso, pimpinan redaksi Tempo selalu ngetweet tentang KPK yang isinya sama dengan pemberitaan Tempo. Isi tweetnya membuat drama sesat, seolah-olah kalau UU KPK direvisi bakalan kiamat. Pertanyaannya kenapa orang ini terlihat sangat ketakutan?
Salah satu tweetnya @BudiSetyarso “Lengkap sudah kematian KPK. Calon dg catatan terburuk mendapat suara terbanyak. Selamat utk Presiden dan DPR yg semakin berjarak dg publik.”
Inaleaks bikinan Tempo terbukti diakui dan mendapat penghargaan dari AJI Indonesia. Berikut tweet @Ajiindonesia: “Penghargaan Udin Award 2019 diberikan kepada Indonesialeaks. Ada 7 alasan mengapa @inaleaks mendapat penghargaan ini. Salah satunya soal riuh laporan ‘buku merah’. Tapi dengan alasan keamanan, pihak Indonesialeaks mewakilkan penerimaan award ini.”
Indonesialeaks merupakan ikhtiar yang patut diapresiasi di tengah berkecamuknya hoaks dan berita bohong. Kerja investigasi bersama dianggap sejalan dengan spirit zaman yang menuntut kolaborasi dalam menghasilkan karya bermutu.
Sedang nama Udin Awards berasal dari wartawan bernama Udin yang dianiaya saat memberitakan kasus korupsi.
Budi Setyarso sendiri memiliki hubungan dengan Anies Baswedan sebagai Ketua Tim Media Pencitraan. Masih inget foto Anies Pasca dipecat jadi menteri, terus anterin sekolah anaknya pakai motor. Nah Budi Setyarso adalah pengarah gayanya.
Nah, kenapa Tempo paling kenceng bikin narasi jahat dengan Revisi UU KPK.
Kita mundur ke belakang. Zaman Abraham Samad adalah masa dimana Tempo menjadi anak emas KPK. Semua penyidik ember selalu submit bahan ke Tempo.
Penyidik KPK “ember” mengirim Sprindik Anas Urbaningrum, BAP kasus Buol, Korlantas, daging sapi ke redaksi Tempo. Makanya gak usah heran kalo Tempo liputannya A1 khusus kasus korupsi.
KPK memiliki internal bobrok, mulai dari penyidiknya yang “ember” dan pejabat KPK yang berpolitik. Makanya dulu pernah ada pernyataan dari Sudirman Said yang mengaku memiliki rekaman Papa minta saham. Seperti yang diberitakan media Tempo dengan judul “Sudirman Said Beberkan Cara Dapatkan Rekaman ‘Papa Minta Saham’.”
Dari serangkaian cerita di atas, sudah sepentasnya ada Undang-Undang baru di KPK untuk menguatkan sistem agat tak dijadikan bahan berpolitik oleh segolongan orang. Kita percaya pemerintah sedang mencari jalan keluar untuk menyelamatkan KPK dari kepentingan busuk segelintir orang.
No comments:
Post a Comment