Gerak cepat Presiden Jokowi dalam menanggulangi bencana memang patut ditiru dan diacungi jempol. Respon cepat Presiden Jokowi diharapkan mampu menginspirasi jajaran dibawahnya untuk tetap bekerja keras dalam melayani masyarakat yang tertimpa bencana, termasuk banjir di Jakarta.
Banjir Jakarta dan beberapa wilayah lainnya seolah menjadi rutinitas musiman yang harus dijalani. Permasalahan klasik ini tak membaik meski telah berganti pemimpin. Bahkan, sang Presiden Jokowi harus ikut turun tangan antisipasi bencana alam tersebut.
Menurut sejumlah laporan, Jokowi melakukan pengecekkan lapangan secara mendadak ke Waduk Pluit pada Jumat (3/01/2020). Menariknya lagi media-pun luput mendokumentasikannya. Satu-satunya bahan pemberitaan hanya video dari asisten ajudan Presiden. Inspeksi ini dilakukan di area waduk Pluit guna mengecek jumlah mesin pompa dan alat berat yang tersedia di lokasi. Karena kedua alat tersebut berperan penting bagi proses penanggulangan banjir. Jokowi juga melakukan sidak ditempat lainnya di area Bogor Jawa Barat.
Setidaknya ada enam desa di Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat masih terisolasi akibat banjir dan longsor yang terjadi di awal tahun 2020. Sejumlah jalan akses tertimbun longsor di beberapa lokasi. Disebutkan Presiden Jokowi menggunakan sebuah helikopter guna meninjau area ini. Namun, batal mendarat akibat beberapa kendala termasuk cuaca yang tak mendukung sehingga bantuan untuk warga diserahkan oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono. Mewakili Presiden Jokowi, Heru menyerahkan sekitar 6.000 paket bahan pokok dan sejumlah uang kepada perwakilan warga dan Camat Sukajaya Hidayat Saputradinata.
Sebenarnya selain dari Presiden Jokowi, bantuan juga banyak dikirimkan oleh berbagai lembaga sosial, organisasi kemasyarakatan komunitas, bahkan termasuk partai politik. Namun, akses jalan yang terputus membuat kendaraan pengangkut bantuan tidak mampu mencapai langsung ke lokasi bencana. Selain itu medan yang sulit dan terisolasi membuat para relawan juga kesulitan mencapai lokasi bencana.
Sementara Kementerian PUPR mengklaim telah mengirim enam ekskavator untuk membuka jalan yang tertimbun tanah longsor. Camat Sukajaya Hidayat juga menegaskan bahwa pembukaan jalan sudah mulai dilakukan. Namun, kenyataannya, menjelang empat hari pasca longsor, jalan belum juga bisa dilintasi. Seorang sukarelawan dari lembaga sosial kebencanaan sempat berkelakar, biasanya proses perbaikan infrastruktur akan cepat dilakukan jika Presiden Jokowi datang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan penanganan banjir yang menerjang beberapa wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya harus dikerjakan bersama-sama oleh pemerintah pusat serta pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten, dan juga kota. Dirinya menyebut salah satu penyebab banjir di awal tahun baru 2020 ini karena kerusakan ekosistem dan ekologi. Selain itu, masih banyak masyarakat yang dinilai membuang sampah secara sembarangan.
Menurut Jokowi, yang terpenting adalah melakukan evakuasi terhadap warga terdampak banjir. Dirinya menyebut keselamatan dan keamanan masyarakat harus didahulukan dan dinomorsatukan. Jokowi menambahkan terkait urusan banjir secara infrastruktur akan dikerjakan setelah proses evakuasi dilakukan.
Banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya mengakibatkan akses publik lumpuh. Banjir juga terjadi di sejumlah wilayah Kota Bekasi. Dilaporkan pula air mulai meninggi sejak pagi, selain masalah infrastruktur yang dikerjakan oleh Gubernur Anies Baswedan belum rampung, banjir yang meluas ini juga karena intensitas hujan yang begitu tinggi.
Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan bahwa perlu adanya penanganan yang saling terintegrasi antarinstansi guna mengatasi banjir. Dia menegaskan, penanganan banjir harus dilakukan bukan hanya terpusat di Jakarta saja, namun juga di beberapa wilayah terdampak lain seperti Lebak, Banten, Pandeglang, dan juga wilayah Bogor.
Berdasarkan pantauan BNPB, tercatat sekitar 169 titik banjir di seluruh wilayah Jabodetabek dan Banten. Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo turut memaparkan titik banjir terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat hingga 97 titik, DKI Jakarta 63 titik dan Banten terdapat 9 titik.
Proses penanggulangan bencana seringkali mengalami kendala. Entah medan yang sulit, infrastruktur mandeg, bantuan telat hingga respon pemimpin yang dinilai lambat. Padahal Sang Gubernur sendiri, Anies Baswedan sebelumnya dielu-elukan mampu memimpin wilayah dengan penuh tanggung jawab. Namun, kenyataanya Kepala negara-pun harus turun tangan untuk memotong keruwetan yang menghalangi. Termasuk mengecek dan memastikan sendiri lokasi terdampak bencana.
Fakta kehadiran Jokowi untuk segera sidak memang tak dipungkiri. Mantan walikota Solo ini cukup mumpuni dalam manuvernya menghadapi sejumlah permasalahan, termasuk antisipasi bencana. Presiden yang populer dengan gaya blusukannya ini selalu membuktikan kinerja dibandingkan retorika. Sehingga kiprahnya memang layak diakui dan diapresiasi.
No comments:
Post a Comment