Jakarta, Beritasatu.com - Koordinator Aliansi
Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah, mengatakan bahwa Kelompok
Kriminal Bersenjata (KKB) Papua semakin layak dilabeli sebagai teroris.
Pasalnya, KKB Papua semakin menunjukkan kebrtalannya.
"KKB Papua semakin layak dilabeli teroris, mereka
makin gencar melakukan gangguan keamanan terhadap masyarakat. KKB Papua tembak
warga sipil dan mengintimidasi agar mau membantu mereka, khususnya berupa bahan
makanan," ujar Nurkhasanah melalui keterangan tertulis, Jumat (4/6/21).
Menurut Nurkhasanah, intimidasi yang dilakukan KKB
Papua menyebabkan trauma yang mendalam bagi warga setempat karena gangguan dari
KKB Papua membuat warga tidak aman terutama bagi anak-anak.
"Intimidasi telah menyebabkan warga trauma.
Bahkan yang bikin miris, rasa takut menyasar pada anak-anak. Mereka selalu
ketakutan akan kemunculan dan gangguan KKB Papua," ucapnya.
Nurkhasanah juga menyoroti KKB Papua yang kembali
berulah menembak seorang tukang bangunan di Ilaga. Hal itu menurutnya telah
menunjukkan bahwa pergerakan KKB Papua semakin merusak tatanan kehidupan di
Papua.
"Lagi dan lagi, KKB Papua dengan tidak segan
menembak warga sipil dan merusak kedamaian daerah Papua. Kami mengutuk keras
perbuatan KKB Papua dan mendorong keamanan tercipta di daerah Cendrawasih
tercinta," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang tukang bangunan
menjadi korban penembakan KKB di Ilaga, Papua. Peristiwa penembakan itu terjadi
pada hari ini, Kamis (3/6/2021).
Peristiwa itu bermula saat korban, Habel Halenti (30),
bersama rekannya, MA, berangkat dari kamp karyawan di kompleks Pancuran,
Kampung Kibogolome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, ke arah Kampung
Eronggobak, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, dengan menggunakan mobil dinas
milik Pemda Puncak pada pukul 12.30 WIT.
Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengungkapkan,
berdasarkan keterangan MA, keduanya ditodong senjata api oleh KKB yang
berjumlah 2 orang saat hendak pulang kembali ke Kampung Kibogolome, pada pukul
13.00 WIT. Keduanya ditodong dengan 1 pucuk laras pendek dan 1 pucuk laras
panjang.
Nyoman mengatakan korban disebut sempat berteriak
'ampun komandan'. Namun, korban justru langsung ditembak oleh salah satu
anggota KKB yang menodongkan senpi tersebut sebanyak 1 kali. Akibat penembakan
itu, korban mengalami luka tembak pada bagian leher kanan dan terkena rekoset
pada bahu kiri hingga akhirnya meninggal dunia.
Rekan korban yang ketakutan pun langsung melompat ke
dalam mobil tancap gas pergi meninggalkan lokasi. Mobil yang ditumpangi MA itu
sempat ditembaki pelaku. Namun, kata Nyoman, peluru hanya mengenai pintu mobil
dan tidak mengenai penumpang di dalam mobil. MA pun kemudian menuju Polsek
Ilaga dan melaporkan kejadian yang dialami.
Setelah menerima laporan, aparat gabungan TNI dan
Polri yang dipimpin Kapolres Puncak langsung menuju ke tempat kejadian perkara
(TKP) pada pukul 14.00 WIT. Saat tiba di TKP, rombongan personel TNI-Polri
langsung diberondong kelompok KKB.
Kontak tembak pun terjadi sekitar 15 menit. Hingga
akhirnya gabungan personel TNI/Polri berhasil mengevakuasi korban ke Puskesmas
Ilaga.
No comments:
Post a Comment