Tuesday, May 1, 2018

Presiden Jokowi Akan Hadiri Puncak Hardiknas di Lombok

Redaksi May 01, 2018 Pemerintah, Pendidikan, presiden

Presiden Joko Widodo (Foto: Dok Okezone)

MATARAM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang akan digelar di Lombok Convention Center (LCC), Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin 7 Mei 2018.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) NTB Minhajul Ngabidin kepada Okezone, Rabu (25/4/2018).

"Hasil rapat Senin kemarin, Presiden konfirm akan menghadiri puncak Hardiknas," ujar Minhajul.

Ia menjelaskan, sebelum menghadiri puncak peringatan Hardiknas, Presiden Jokowi terlebih dahulu menghadiri parade kapal TNI Angkatan Laut dari 29 negara yang akan singgah di Lombok pada Minggu 6 Mei 2018.

Lebih lanjut ia mengatakan, rangkaian peringatan Hardiknas dimulai dari upacara pada 2 Mei kemudian dilanjutkan dengan kegiatan parade nusantara, bazar buku, pameran pendidikan, pemutaran film pendidikan, hingga ziarah ke makam pahlawan nasional bidang pendidikan Tuan Guru Haji Zainudin Abdul Majid yang terletak di Lombok Timur.

Dalam momen memperingati Hardiknas, Minhajul berharap terjadi proses kemajuan pendidikan secara terus menerus dan berkelanjutan serta adanya kesadaran pentingnya pendidikan oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, menurutnya, pendidikan bermutu merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah tdan masyarakat sendiri.

"Harapannya terjadi sinergitas kerjasama yang baik antara pelaksana pendidikan dalam hal ini pemerintah pusat dan daerah dengan pengguna layanan pendidikan masyarakat. Jadi pemerintah, sekolah dan masyarakat bersinergi. Masyarakat disini termasuk industri, karena tanpa dukungan dari masyarakat sulit untuk anak-anak berhasil dengan baik," paparnya.

Ia menuturkan, secara umum kesadaran akan pentingnya pendidikan di NTB sudah cukup, terlebih pada pendidikan agama. Namun menurutnya, ada beberapa catatan yang kontraproduktif dengan upaya pemahaman pentingnya pendidikan itu sendiri.

"Banyak terjadi di masyarakat yang menikahkan anak di usia dini. Ini kebanyakan di Sumbawa. Masih SMP dan SMA sudah dinikahkan akhirnya pendidikan anak terganggu dan tidak lanjut ke perguruan tinggi," tuturnya.

Dengan kondisi demikian, maka angka putus sekolah menjadi tinggi. Ia mengatakan, pihaknya terus menerus melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan untuk mengurangi angka putus sekolah ini. (per)