Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono
Anung mengatakan, Indonesia beruntung ketika negara ini didirikan sudah
mempunyai ideologi, mempunyai Undang-Undang Dasar 1945 mengenai bentuk
negara. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) inilah warisan yang
diberikan oleh para pendiri bangsa kepada kita.
Nah apa yang harus dijaga dalam konteks
kekinian, menurut Seskab, yang paling utama kebangkitan pada saat hari
ini adalah bangkit dari ketertinggalan, bangkit dari rasa malas, bangkit
dari rasa pesimisme, bangkit untuk tetap bersatu.
“Sehingga dengan demikian kebangkitan
itu harus dimaknai apa yang akan kita lakukan untuk memperkuat bangsa
ini ke depan. Itu yang paling utama,” tegas Seskab menanggapi pertanyaan
mengenai konteks kekinian Hari Kebangkitan Nasional, di ruang kerjanya
Gedung III Kemensetneg, Jakarta, Senin (20/5) pagi
Mengenai pengajaran sejarah pembentukan
bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, Seskab Pramono
Anung menegaskan, nasionalisme harus ditanamkan sejak usia dini, sejak
anak mulai bisa membaca menulis bahwa Indonesia adalah negara yang
beragam. Indonesia adalah negara multi etnik, terdiri dari 17.000 pulau,
sehingga meskipun kita berbeda dari warna kulit, bahasa, tetapi kita
beruntung bahwa kita dipersatukan dalam bahasa yang sama.
Maka dengan demikian, lanjut Seskab,
sejak usia dini, kalau perlu sejak taman kanak-kanak harus diajarkan
untuk mencintai Indonesia yang beragam ini. Indonesia tidak hanya di
Jawa, Indonesia tidak hanya di Bali, Indonesia tidak hanya Papua. Tapi
Indonesia seluruh 17.000 pulau lebih yang mempersatukan kita, yang
menyamakan kita, yang mengikat kita.
“Itulah keindonesiaan kita dalam konteks hari ini dan tentunya untuk konteks kedepan dan masa mendatang,” tegas Seskab.
Harus Konkrit
Mengenai apa yang dapat dilakukan
generasi muda, Seskab Pramono Anung mengatakan, cinta tanah air sekarang
ini tentunya harus dibuktikan dengan hal-hal yang lebih konkret, lebih
pasti.
Anak muda, menurut Seskab, harus hidup
lebih efisien, hidup lebih produktif, harus mempunyai cita-cita setinggi
langit, harus melakukan sesuatu yang bermanfaat bukan hanya pada
dirinya, tetapi juga pada temannya, pada kawannya, kepada bangsanya,
kepada negaranya. Karena tantangan anak muda pada hari ini berbeda
dengan tantangan anak muda pada zaman para pendiri bangsa.
“Tantangan yang semakin beraneka ragam,
maka bangsa ini harus efisien, harus produktif, harus lebih cepat dan
harus menjadi pemenang dalam pertarungan dunia global pada saat ini.
Sehingga patriotisme apa yang perlu direfleksikan adalah, kalau mereka
bisa menjadi dan merawat keindonesiaan dan menjadi bangsa pemenang itu
adalah patriotisme model baru, zaman baru, tantangan baru,” tutur
Seskab.
Terkait dengan adanya era teknologi
informasi saat ini, Seskab Pramono Anung mengatakan, harusnya yang
namanya medsos atau sosial media itu bukan menjauhkan, tetapi harusnya
mempersatukan kita. Namun sekarang ini, menurut Seskab, sosial media
seringkali menjauhkan karena adanya perbedaan, apalagi kita menghadapi
pemilu pada tahun ini.
Kini, lanjut Seskab, sudah waktunya kita
untuk bersama-sama, sudah waktunya kita untuk bersatu. Sehingga dengan
demikian teknologi kita gunakan untuk mempersatukan bukan untuk
menjauhkan. Karena dengan teknologi itu, apa yang terjadi di Papua, apa
yang terjadi di Aceh, apa yang terjadi di Nusa Tenggara Timur dengan
gampang pada hari yang sama kita ketahui. Karena inilah yang menjadi
keuntungan dari teknologi itu.
“Sekali lagi, tantangan kita kalau kita
mau jadi pemenang, persatuan itu menjadi penting. Dan sekali lagi,
heroisme, glorifikasi, kebersamaan, persatuan dan tentunya ini harus
kita wujudkan untuk menjadi bangsa pemenang kita ke depan,” pungkas
Seskab.
No comments:
Post a Comment