Pancasila memiliki kekuatan untuk dapat menyatukan keragaman masyarakat Indonesia yang notabene memiliki berbagai macam perbedaan mulai dari perbedaan suku, agama, ras dan lain sebagainya.
Tugas Pancasila untuk mernyatukan bangsa sangatlah berat tetapi bukan tidak mungkin terjadi, karena Pancasila sebagai ideologi sekaligus pemersatu telah menempati kedudukan yang sangat menentukan dalam perjalanan panjang bangsa ini.
Karena itu, dalam kedudukannya Pancasila sebagai Ideologi negara, diharapkan mampu menjadi filter dalam menyerap pengaruh perubahan jaman di era globalisasi ini.
Menurut Anggota Dewan Pengarah BPIP, Mahfud MD bahwa Pancasila selalu menang dan unggul melawan makar dan pemberontakan serta Pancasila merupakan kesepakatan luhur berbangsa dan bernegara.
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) ini menegaskan bahwa Pancasila disebutnya sakti. Hal ini dikarenakan Pancasila selalu berhasil menang dalam menumpas berbagai upaya kudeta dan pemberontakan.
“Pancasila itu sakti. Dilawan dengan makar dan pemberontakan selalu menang. Diadu dengan argummen selalu menang. Diperdebatkan dalam lembaga konstitusional (pemilu dan sidang MPR) selalu unggul. Hai warga bangsa, hai generasi muda, Pancasila adalah kesepakatan luhur berbangsa dan bernegara,” tulis Mahfud akun Twitter pribadinya, Senin (1/10/2018).
Pancasila sejak dari dulu sudah mendapat tantangan agar tergerus oleh ideologi lain namun kesaktian Pancasila tidak akan mampu tertandingi oleh pengaruh dari luar. Pancasila adalah kiblat bagi bangsa Indonesia yang dibuat sesuai dengan kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai kiblat bangsa Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa Pancasila telah menempati kedudukan yang sangat menentukan dalam perjalanan panjang bangsa ini untuk mengatur segala system pemerintahan supaya tetap berada pada jalur yang benar seperti yang di cita-citakan oleh para pendiri bangsa ini.
Momentum Hari Kesaktian Pancasila erat kaitannya dengan peristiwa G30S/PKI yang terjadi 30 September 1965 silam. Saat itu telah terjadi insiden berdarah yang disebut G30S/PKI.
Insiden ini merupakan usaha makar PKI dalam mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis. Pada hari itu, upaya kudeta PKI digencarkan dengan membunuh enam Jenderal dan 1 Kapten serta beberapa orang lainnya.
Namun upaya makar PKI ini akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Selepas itu, Pemerintah kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Sumber : https://bidikdata.com/mahfud-md-tekankan-pancasila-menang-melawan-makar-dan-pemberontakan.html
No comments:
Post a Comment