Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie
mengatakan, suasana Idul Fitri 1440 Hijriah harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin sebagai momentum rekonsiliasi pascaketegangan dalam
Pemilu Serentak 2019.
"Suasana pemilu menimbulkan ketegangan antarwarga dan kelompok
masyarakat satu dengan yang lain terutama terkait pilpres. Oleh karena
itu, suasana Ramadhan tahun ini harus dipakai semaksimal mungkin untuk
rekonsiliasi," kata Jimly di Jakarta seperti dilansir dari Antara, Jumat (7/6/2019).
Jimly
mengutarakan, Idul Fitri kali ini harus digunakan sebagai ajang
silaturahim, mempererat hubungan kemanusiaan dan persaudaraan baik
internal keluarga maupun antarkeluarga.
"Kalau momentum ini tidak kita gunakan, ya rugi kita," katanya.
Menurut Jimly, situasi politik Pemilu 2019 lebih menegangkan
dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Oleh karena itu, ia berharap,
Idul Fitri harus menjadi semangat bagi seluruh lapisan masyarakat untuk
merajut kembali semangat hidup rukun dan damai.
Jimly
mengatakan, semangat bersilaturahmi dan merajut kembali kerukunan
penting juga dilakukan sesama kolega politik, tak terkecuali kedua
pasangan capres-cawapres.
Namun yang lebih penting, rekonsiliasi antara masyarakat khususnya kedua pendukung capres-cawapres bisa dilakukan.
"Pengikut kedua capres ini kan jumlahnya besar, kubu yang kalah 68 juta, yang menang 85 juta, itu dua duanya banyak. Jadi harus saling menghormari, saling menghargai," ujar dia.
Jimly menyayangkan bahwa yang tercermin di media sosial adalah kedua pendukung tampak saling merendahkan. Semestinya, kata dia, pihak yang kalah menghormati pemenang, sementara pihak yang menang selain menghormati yang kalah juga harus menenangkannya.
"Jangan saling 'ngenyek', saling menjatuhkan, saling tidak percaya dan menyebar kebencian. Kita beruntung suasana Ramadhan bisa mengerem itu semua," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
"Pengikut kedua capres ini kan jumlahnya besar, kubu yang kalah 68 juta, yang menang 85 juta, itu dua duanya banyak. Jadi harus saling menghormari, saling menghargai," ujar dia.
Jimly menyayangkan bahwa yang tercermin di media sosial adalah kedua pendukung tampak saling merendahkan. Semestinya, kata dia, pihak yang kalah menghormati pemenang, sementara pihak yang menang selain menghormati yang kalah juga harus menenangkannya.
"Jangan saling 'ngenyek', saling menjatuhkan, saling tidak percaya dan menyebar kebencian. Kita beruntung suasana Ramadhan bisa mengerem itu semua," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Sumber: https://www.liputan6.com/pilpres/read/3984421/jimly-asshiddiqie-ingin-idul-fitri-jadi-momentum-rekonsiliasi?medium=Headline&campaign=Headline_click_1
No comments:
Post a Comment