Kelompok Teroris dan Eks HTI Masih Jadi Ancaman di Periode Kedua Presiden Jokowi - Stop Fitnah dan Hoax

Breaking

Wednesday, November 6, 2019

Kelompok Teroris dan Eks HTI Masih Jadi Ancaman di Periode Kedua Presiden Jokowi

Kelompok Teroris dan Eks HTI Masih Jadi Ancaman di Periode Kedua Presiden Jokowi
Pemerintahan Presiden Joko Widodo di periode kedua masih tetap menghadapi ancaman dari kelompok kecil teroris namun militan, serta eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Kelompok itu antara lain; kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Jamaah Ansharut Khilafah, Mujahidin Indonesia Timur, Mujahidin Indonesia Barat, Tauhid Wal Jihad, hingga faksi terpidana kasus terorisme Abdul Rahim alias Abu Husna.
Pengamat terorisme Ridwan Habib menyebut, secara ancaman keamanan Pemerintah masih akan menghadapinya selama lima tahun ke depan. Meski menurutnya jumlah mereka terbilang kecil.
“Tapi mereka militan, mikir ke depan, selalu berusaha satu langkah di depan aparat,” ujarnya.
Militan kecil ini lanjut Ridwan mengungkapkan, mencari kader baru dan membangun strategi untuk menyerang polisi, negara, hingga menyelundupkan bahan peledak.
Lapas Diajadikan Madrasah Jihad
Ridwan menyebutkan teroris masih bisa merekrut anggota dari dalam lapas. Lapas atau penjara bagi teroris, kata Ridwan, adalah madrasah jihad. Ditambah lagi pengamanan teroris di dalam lapas belum maksimal.
Di Lapas Cipinang misalnya, ia menuturkan ada kelompok sel teroris di mana sumber makanan berupa beras dan lauknya berasal dari pendukungnya yang ada di luar lapas. Sel teroris itu juga mampu merekrut napi dari beragam kasus.
“Jadi kalau salaman, baiat (janji setia) dengan kelompok ini, (diiming-imingi) dosa yang selama ini mereka lakukan, mau memperkosa, membunuh, atau mencuri motor, hilang, kemudian menjadi mujahidin,” kata Ridwan.
Terkait dengan situasi itu, ia berharap Jenderal Idham Aziz yang baru dilantik menjadi Kapolri menggantikan Tito Karnavian mampu mengoptimalkan kemampuannya di bidang terorisme.
Ia juga berharap BNPT dan Kemenkumham mampu mengoptimalkan program deradikalisasi.
Medsos Jadi Alat Propaganda HTI
Pemerintah Jokowi menurut Ridwan akan tetap berhadapan dengan ancaman eks HTI yang dianggap berhasil memanipulasi media sosial untuk menjaring anggota.
HTI menyusupkan ideologinya ke dalam buku-buku yang dibaca oleh anak muda. Salah satunya adalah buku ‘Udah Putusin Aja!’ karya Felix Siauw.
“Pelan-pelan ideologi ini (HTI) masuk ke bawah sadar generasi milenial,” ujar Ridwan.
Jaringan HTI pun, lanjutnya, memiliki karakteristik menyusup ke dalam instansi pemerintah. Ridwan mengaku tidak terkejut ketika banyak ASN yang tidak setuju ketika mendengar rencana Menteri Agama Facrul Razi untuk melarang cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintah.
“Jadi secara ancaman sosial-budaya, kelompok HTI ini masih eksis,” ungkap dia.
Sorotan pengamat teroris sedikit membuka mata kita bahwa radikalisme dan terorisme masih tetap akan tumbuh sehingga masyarakat jangan memberikan ruang dan harus mendukung upaya Pemerintah memerangi radikalisme dan terorisme.\



No comments:

Post a Comment